Mengatasi Kemarahan Remaja kepada Orang tua dengan Konseling Pastoral Pendekatan Carl Rogers

Riswan Mangihut Pangaribuan

Abstract


Teenage anger often occurs in a family environment, although the causes are various and not always family related. Youth anger toward parents requires ongoing and comprehensive pastoral counseling. This article offers a pastoral counseling approach with Carl Rogers's theory approach in dealing with the phenomenon of adolescent anger. This research approach is qualitative with the phenomenological method, through in-depth interviews with 8 participants in the Church of Christ in Bandar Lampung. The results of interviews from participants are then compiled through three stages, namely: epoche, variant imagination, and synthesis of meaning and essence. The results show that anger is influenced by internal and external factors. Problems that occur are never resolved by sitting together to find a solution but are left alone until they finish on their own. This makes the existing problem never resolved but becomes sustainable because it is hidden. In conclusion, pastoral counseling is needed to deal with existing problems in five stages, namely: guiding, sustaining, healing, reconciling, nurturing.

Abstrak

Kemarahan remaja sering terjadi dalam lingkungan keluarga, sekalipun penyebabnya beragam dan tidak selalu terkait dengan keluarga. Kemarahan remaja terhadap orang tua membutuhkan penanganan konseling pastoral secara berkesinambungan dan konprehensif. Artikel ini menawarkan pendekatan konseling pastoral degnan pendekatan teori Carl Rogers dalam menangani fenomena kemarahan remaja tersebut. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode fenomenologi, melalui wawancara secara mendalam terhadap 8 orang partisipan di Gereja Kristus Bandar Lampung. Hasil wawancara dari partisipan, selanjutnya disusun melalui tiga tahapan yaitu: epoche, varian imajinasi, dan sintesis makna dan esensi. Hasil yang diperoleh bahwa kemarahan dipengaruhi oleh faktor internal maupun ekstenal. Permasalahan yang terjadi tidak pernah diselesaikan dengan cara duduk bersama mencari solusi, namun didiamkan hingga selesai dengan sendirinya. Hal ini membuat masalah yang ada tidak pernah tuntas tetapi menjadi bersifat berkelanjutan karena terpendam. Kesimpulannya, dibutuhkan konseling pastoral dibutuhkan untuk menangani persoalan yang ada dengan lima tahapan yaitu: pembimbingan (guiding), penopangan (sustaining), penyembuhan (healing), pemulihan (recon-ciling),  pemeliharaan  (nurturing).


Full Text:

PDF

References


Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2019

Abdul, Hidajat. Terapi Terhadap 15 Penyakit Hati. Jakarta: Penerbit Paramarta, 2001.

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Divisi Buku Perguruan Tinggi : PT Raja Grafindo Persada, 2012.

C.A. Hall dan Lindzey G. Teori-teori Holistik Supratiknya, A. (Ed.). Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Collins, Gary R. Konseling Kristen yang Efektif . Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1990.

Crabb, Larry. Prinsip Dasar Konseling, peny, Yefta Bastian, pen. Andreas A. P. Sitanggang Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1999.

Duane, Schultz. Psikologi Pertumbuhan: Model–Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.

Eva, Latipah. Psikologi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.

Erman Amti dan Prayitno. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

Holmes, Arthur F. Segala Kebenaran adalah Kebenaran Allah Jakarta: LRII, 1990.

Jones, Stanton L dan Richard E. Butman. Modern psychotherapists: A comprehensive Christian Appraisal Second Edition. Madison: Inter Varsity Press, 2011.

Lubis, Ahyar. Filsafat Ilmu. Raja Grafindo Persada, 2014.

Latipun, Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2010.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1983.

Powlison, David. The Journal of Biblical Counseling, Anger part 1: Understanding Anger, Volume 14, 1995.

Rogers, Carl R. On Becoming a Person. Jakarta: Pustaka Belajar, Peng. Peter D. Cramer, 2012.

Santrock, J.W. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga, 2003

Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi, Cet. VIII. Jakarta: Bulan Bintang, 2000.

Sarwono, Prawirohardjo. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka, 2010.

Suriasumantri, Jujun S. Filsafata Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan cet. ke 13, 2000.

Susabda, Yakub B. Pastoral Konseling. Malang: Gandum Mas, 2009.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.

Susanti, Rita, Desma Husni dan Eka Fitriyani, Jurnal Psikologi Vol 10 Nomor 2 Tahun 2014. Riau: Fakultas Psikologi Universitas Sultan Syarif Kasim, 2014.

Thomas, Gary. Sacred Marriage.Jakarta: Yayasan Gloria, 2013.

Wright, Norman. Anger and Frustration. California: Harvest House Publisher, 1997.

Yadi, Purwanto & Multono, R.M. Psikologi Marah, Perspektif Psikologi Islami. Bandung: Refika Aditam, 2005.

Kay, Wendy, http://www.yourtango.com/expert/wendy-kay/10-reason-way-teens-are-so-angry-expert. 2020.

Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, Filsafat Ilmu; Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Liberti, 2003, cet-3, 60.

https://redeemerchurch.files.wordpress.com/2014/01/managing-anger.pdf. 2020.




DOI: https://doi.org/10.47543/efata.v7i1.33

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Efata telah terdaftar pada situs:

    

View Efata Stats

slot88

slot88

slot777

slot gacor

slot dana

slot gacor

slot qris

slot qris

slot thailand

slot thailand

slot88 terpercaya

slot88

Online ISSN: 2722-8215

Printed ISSN: 2477-1333

Copyright © Jurnal Efata 2020-2023. All Rights Reserved.