Kajian Isu Toxic Masculinity di Era Digital dalam Perspektif Sosial dan Teologi
Abstract
In social life, we are faced with various cultures. One of them is the culture of toxic masculinity. This toxic masculinity culture actually has a significant impact on men's mentality, even though at a glance the main signs such as power, control, and violence at first glance give these men their own prestige. The impact of toxic masculinity is not only felt by men, but also by women as victims. This study wants to examine the issue of toxic masculinity from a social and biblical perspective by using a literature study approach. The results obtained are Toxic masculinity is a culture that must be abolished in social life, both within the scope of social society and the church. The wrong paradigm in society about masculinity certainly cannot be overcome by eliminating the responsibility of men as they should be, and also replacing it with feminism. Gender-based behavior should be avoided and replaced with behavior based on beneficial values. Within the scope of the church itself, may gender-based ministry be eliminated, because God himself has never distinguished His people based on gender differences.
Â
Abstrak
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita diperhadapkan dengan beragam budaya. Salah satunya adalah budaya toxic maskulinity. Budaya toxic masculinity ini ternyata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap mental laki-laki, walaupun secara kasat mata tanda-tanda utama seperti kekuasaan, kontrol, maupun kekerasan sekilas memberikan prestise tersendiri bagi kaum adam tersebut. Dampak dari toxic masculinity ini bukan hanya dirasakan oleh laki-laki, tetapi juga perempuan sebagai korban-nya. Penelitian ini ingin mengkaji isu tentang toxic masculinity dari perspektif sosial dan Alkitab dengan menggunakan pendekatan studi literatur. Hasil yang didapat adalah Toxic masculinity adalah budaya yang harus dihapuskan dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam ruang lingkup masyarakat sosial maupun gereja. Paradigma yang salah dalam masyarakat tentang maskulinitas tentunya tidak bisa diatasi dengan menghilangkan tanggung jawab laki-laki sebagaimana mestinya, dan juga mengganti-nya dengan feminisme. Perilaku berbasis gender sebaiknya dihindarkan dan diganti dengan perilaku berdasarkan nilai-nilai yang bermanfaat. Dalam ruang lingkup gereja sendiri, kiranya pelayanan berba-sis gender dihilangkan, karena Allah sendiripun tidak pernah membedakan umat-Nya berdasarkan perbedaan gender.
Â
Â
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Faraz. “Jejak Fenomena Menangis Dalam Islam.†Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia, October 8, 2021. Accessed January 25, 2022. https://fpscs.uii.ac.id/blog/2021/10/08/jejak-fenomena-menangis-dalam-islam/.
Firdaos, Rijal. “Orientasi Pedagogik Dan Perubahan Sosial Budaya Terhadap Kemajuan Ilmu Pendidikan Dan Teknologi.†Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (May 14, 2015): 106–117.
Harrington, Carol. “What Is ‘Toxic Masculinity’ and Why Does It Matter?†Men and Masculinities 24, no. 2 (June 2021): 345–352.
heinz. “3 Alasan Kenapa Lelaki Harus Bisa Masak.†gaya hidup. Last modified 2020. Accessed January 25, 2022. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200902180636-289-542096/3-alasan-kenapa-lelaki-harus-bisa-masak.
HIMAPSIKOLOGI. “INTERNATIONAL MEN’S DAY 2020.†HIMAPSI UNY, November 19, 2020. Accessed January 23, 2022. http://himapsikologi.student.uny.ac.id/international-mens-day-2020/.
Humas, UPI. “Toxic Masculinity Itu Apa? – BERITA UPI,†2021. Accessed January 23, 2022. https://berita.upi.edu/toxic-masculinity-itu-apa/.
Iswidodo. “OPINI Mahasiswa: Toxic Masculinity Budaya Beracun Di Kalangan Laki-Laki - Halaman 2 - Tribunjateng.Com.†Last modified 2021. Accessed January 25, 2022. https://jateng.tribunnews.com/2021/04/21/opini-mahasiswa-toxic-masculinity-budaya-beracun-di-kalangan-laki-laki?page=2.
Jenney, Angelique, and Deinera Exner-Cortens. “Toxic Masculinity and Mental Health in Young Women: An Analysis of 13 Reasons Why.†Affilia 33, no. 3 (August 2018): 410–417.
Jufanny, Desvira, and Lasmery R. M. Girsang. “TOXIC MASCULINITY DALAM SISTEM PATRIARKI (Analisis Wacana Kritis Van Dijk Dalam Film ‘Posesif’).†SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi 14, no. 1 (July 9, 2020). Accessed January 23, 2022. https://journal.ubm.ac.id/index.php/semiotika/article/view/2194.
PMK, KEMENKO. “OPTIMALISASI PERAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN | Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan.†Last modified 2019. Accessed January 25, 2022. https://www.kemenkopmk.go.id/optimalisasi-peran-perempuan-dalam-pembangunan.
Priherdityo, Endro. “Wanita Karier Indonesia Terbanyak Keenam di Dunia.†gaya hidup. Last modified 2016. Accessed January 25, 2022. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160308121332-277-116053/wanita-karier-indonesia-terbanyak-keenam-di-dunia.
Rahayu, Eka Kristining. “TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP BUDAYA PATRIARKAL DI INDONESIA.†Pengarah: Jurnal Teologi Kristen 1, no. 2 (July 31, 2019): 112–120.
Sam. “Laki-Laki Boleh Jadi Chef, Suami Tidak Boleh Masak Halaman 1 - Kompasiana.Com.†Last modified 2020. Accessed January 25, 2022. https://www.kompasiana.com/massam/5f9e19698ede4852a316bcf2/laki-laki-boleh-jadi-chef-suami-tidak-boleh-masak.
Sheren, Annisa Octavi. “Toxic Masculinity: Cikal Bakal Kekerasan oleh Laki-laki.†BOPM Wacana, November 19, 2020. Accessed January 23, 2022. https://wacana.org/toxic-masculinity-cikal-bakal-kekerasan-oleh-laki-laki/.
Sitorus, Herowati. “PEREMPUAN SEBAGAI PENDAMPING SEPADAN BAGI LAKI-LAKI DALAM KONTEKS ALKITAB DAN BUDAYA BATAK.†Jurnal Teologi Cultivation 3, no. 1 (July 14, 2019): 41–52.
Waling, Andrea. “Problematising ‘Toxic’ and ‘Healthy’ Masculinity for Addressing Gender Inequalities.†Australian Feminist Studies 34, no. 101 (July 3, 2019): 362–375.
Weiss, Suzannah. “6 Harmful Effects Of Toxic Masculinity.†Bustle. Last modified 2016. Accessed January 25, 2022. https://www.bustle.com/articles/143644-6-harmful-effects-of-toxic-masculinity.
Windratie. “Alasan Lebih Banyak Chef Pria Dibanding Wanita.†gaya hidup. Last modified 2015. Accessed January 25, 2022. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151103123606-262-89128/alasan-lebih-banyak-chef-pria-dibanding-wanita.
Zaluchu, Sonny Eli. “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah Keagamaan.†Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (March 25, 2021): 249–266.
DOI: https://doi.org/10.47543/efata.v8i1.56
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Efata telah terdaftar pada situs:
![]() | Â ![]() | Â | Â |
Online ISSN: 2722-8215
Printed ISSN: 2477-1333
Copyright © Jurnal Efata 2020-2023. All Rights Reserved.